3. Aqidah Syiah.
Didalam Syiah terdapat berbagai macam kepercayaan-kepercayaan dalam riwayat Syiah menyebutkan Secara garis besar kelompok ini mempunyai empat ushul atawa pokok dalam keyakinan mereka.disini kami akan sebutkan keempat landasan pokok tersebut dan sedikit penjelasan tentangnya. Keempat ushul itu diantaranya adalah[1] :
- Tauhid
* Nubuwwah
* Imamah
* Al ma’ad.
Yang pertama –Tauhid : mereka meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan tidak meyekutukannya dengan yang lain baik itu dari rububiahnya, dan barang siapa yang menyekutukan Allah dengan hambanya maka ia telah kafir, dan kaum Syiah membolehkan ber-tabarruk kepada ahli bait dan meminta wasilah melaluai perantaraan mereka.[2]
Sementara dalam tauhid asma wa as sifat kaum Syiah lebih dekat dan terpengaruh kepada Muktazilah didalam menentukan sifat-sifat Allah, menurut syaikukhul Islam ibnu Taimiyah pada awalnya ulama mutakallimin Syiah seperti hisyam bin hakam,hisyam al jawaliki, yunus bin abdul rahman al qumiy dan lainnya tidak merasa puas dengan keyakinan ahlu as sunnah wal jamaah yang berkeyakinan seperti bahwa Al Quran bukanlah makhlik, dan Allah akan dilihat dihari kiamat. Hingga akhirnya mereka melakukan bidah dalm aqidah asma wa assifat baik itu pengitsbatan at tajsim dan at tamtsil. Dan pada tahun 103 ulama Syiahpun mulai terkontaminasi dengan pemahaman Muktazilah seperti tokoh Syiah ibnu an nubkhuti Dll.[3]
Dan ini dibenarkan juga oleh Imam abu hasan al asyari, didalam bukunya ia tidak menyebutkan satupun dari ulama Syiah yang sepakat dengan Muktazilah kecuAli ulama’ yang dating belakangan atawa mutakhirin min as Syiah. Dan yang pertama sekAli yang diketahui mengatakan bahwa Allah adalah jism adalah hisyam bin hakam.[4]
Yang kedua Nubuwwah : sebagian kelompok ekstrim dikalangan Syiah mengatakan bahwa keNabian tidaklah terputus dan akan terus berjalan dan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw tidaklah terputus dan belum sempurnah[5] dan akan terus berperoses hingga mencapai kesempurnahan hingga hari kiamat dan yang akan menyempurnahkan dari semua syariat adalah Imam mahdi al muntazar.[6] Berkata khumaini dalam bukunya (nahjul khumaini hal 46) tujuan di datangkannya para Nabi ke bumi adalah untuk menjadi pelabuhan terhadap rambu-rambu keadilanakan tetapi tak ada satupun diantara mereka yang berhasil sampai Nabi muhammad Saw yang di utus untuk memperbaiki manusia dan menjalankan ke adilan tidak berhasil menjalankannya.[7]
Yang ketiga Imamah : masalah Imamah adalah keyakinan yang wajib dipercayai oleh seluruh kaum Syiah bahkan ia adalah rukun iman dari kaum Syiah, dan juga sebab masuknya seseorang kedalam syurgadan terhindarnya seseorang dari kemarahan Allah Swt kemudian ia berdAlilkan dengan hadits Rasulullah Saw[8]. Barangsiapa yang mati kemudian ia tidak mengenal Imam di zamannya maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah[9]. Berkata abi ja’far-alaihi salam- Islam dibangun atas lima : shalat, zakat, puasa, hajji dan wilayah[10] Dan kedudukan Imamah menurut Syiah adalah maksum[11] sama seperti kedudukan para Nabi, dan juga mereka menisbahkan ke Imamahan kepada ahlul bait saja[12]
Untuk membahas permasalahan Imamah ini membutuhkan waktu yang panjang karena inti dari permasalahan dari Syiah adalah masalah Imamah. Siapa yang berhak mejadi Khalifah setelah Nabi Muhammad Saw, dan ini membutuhkan waktu terrsendiri untuk membahasnya.
Yang Keempat Al Maad. Kaum Syiah meyakini adanya hari pembalasan sama dengan kaum sunni seperti adanya surge, neraka dan malaikat.
Sebenarnya keyakinan Syiah tidak hanya sebatas empat poin tadi tetapi masih banyak lagi keyakinan- keyakinan mereka yang tidak sempat kami sebutkan disini seperti akidah Syiah tentang Raj’ah yaitu kembAlinya Imam yang menghilang yang tidak diyakini kematiannya. Dr bahi dalam bikunya mengatakan bahwa aqidah raj’ah ini merupakan pengaruh dari kaum yahudi yang dasar pemikirannya bertendensikan dengan kisah uzair yang di matikan oleh Allah Swt selama seratus tahun kemudian di hidupkan kembAli.[13] Kemudian beliau menambahkan bahwa banyak dari firaq Islam yang terpengaruh oleh pemikiran raj’ah ini dan mengimaninya. Imam syahrastani menyebutkan beberapa firqah Syiah yang terpengaruh dengan aqidah raj’ah ini seperti asSabaiyyah, al baqiriyyah, ar rafidah, al jarudiyyah,ismailiyyah al waqifiyyah.[14]
Dan diantara akidah Syiah yang lain adalah aqidah mereka tentang Taqiyyah yang merupakan asas agama bahkan mereka mengatakan bahwa barnagsiapa yang tidak bertaqiyyah maka tidak ada agam baginya.[15] Taqiyyah menurut syahrastani (definisi ini tak mencakup dari taqiyyah menurut Syiah) adalah menyembunyikan sesuatu di dalam agam karena takut mendapatkan kemudharatan bila menampakkannya.[16]pada dasarnya taqiyyah dibolehkan dalam Islam tetapi betul –betul dalam keadaan darurat, berbeda dengan Syiah yang mengatakan wajibnya taqiyyah. Menurut al mufid bahwa taqiyyah adalah menyembunykan sesuatu kepada penentang kita (al mukhAlifin) [17]dan al mukhAlifin didalam buku-buku Syiah adalah ahlu as sunnah yang berbeda dengan aqidah dan usul mereka, diriwayatkan dari atthusi murid al mufid ia berkata : orang yang berbeda dengan kebenaran (Syiah) adalah kafirdan menhukumi mereka dengan hukuman kafir.[18]
[1] Lihat Syiah fi mishri minal Imam Ali hatta al Imam khumaini. Hal 13. Oleh shaleh wardani.
[2] Ibid.
[3] Minhaju as sunnah jilid 1 hal 99 oleh ihmad bin abdul hAlim bin abdul salam ibnu taimiyyah.
[4] Ibid.
[5] Aqidah ahlu Assunnah wal jamaah fi ahlil bait jilid 1 hal 351 oleh. Dr. ila’ bakar
[6] Ibid hal 352, menukil dari tsaurah al iyraniyyah hal 188-189 oleh manzur nu’mani.
[7] Ibid hal 353.
[8] Menurut aiman asyyarbawiyyi Hadits ini diriwayatkan oleh Muawiyah ( musuh nomer wahid Syiah) dan haditsnya hasan hanya tidak memakai (zamannya).
[9] Minhaju as sunnah jilid 1 hal 100 oleh ihmad bin abdul hAlim bin abdul salam ibnu taimiyyah
[10] Aqidah ahlu Assunnah wal jamaah fi ahlil bait jilid 1 hal 293 oleh. Dr. ila’ bakar. Menukil dari al kafi hal :368.
[11] Syiah fi mishri minal Imam Ali hatta al Imam khumaini. Hal 14. Oleh shaleh wardani
[12] Aqidah ahlu Assunnah wal jamaah fi ahlil bait jilid 1 hal 293 oleh. Dr. ila’ bakar
[13] Aljanibul ilahi min tafkiri Islamiy, hal :67 oleh Dr. Muhammad bahiy.
[14] Ibid.
[15] Taqiyyah inda Syiah hal 43 olehmajid khAlif.
[16] Ibid.
[17] Ibid.
[18] Ibid.