Selasa, 29 Desember 2009

Interes Ketuhanan dan Aesthetika dalam Mistik Ibnu Arabi. Bag 1


Hakikat ineteres manusia kepada Wajib Al wujud  tidak akan bisa hanya dengan mencurahkan rasa  cinta kepada  zat Tuhan itu sendiri dan Tidak pula dengan membangkitkan rasa phobi  terhadap siksanya.  Tetapi interes ketuhanan  bisa terealisasikan tatkala seseorang mempublikasikan  kecintaannya pada  keaesthetikaan Tuhan. Oleh karenanya Ibnu arabi menjadikan  interes aesthetika  sebagai salah satu wasilah untuk mendapatkan hakikat  hubbul ilahi. tidak hanya sampai disitu ibnu arabi bahkan berpendapat bahwa keberadaan semesta ini di sebabkan adanya koneksi antara cinta dan cantik. Implementasinya bahwa cinta adalah asal dari


keberadaan sementara cantik adalah ilustrasinya. Semua ini dilakukan karena ibnu arabi ingin mengaktualisasikan penampakan tuhan kedalam diri manusia secara khusus atau dengan kata lain bahwa keberadaan manusia adalah pancaran dari aestetika Tuhan. Oleh karenanya dalam tulisan ini ingin mencoba menjelaskan hubungan interes ketuhanan dengan aesthetika menurut pandangan ibnu arabi dalam satu sisi dan dari sisi lain kami juga akan  menjelaskan ikatan keduanya dengan manunggaling kawula lan gusti ( wihdatul wujud ), insya Allah.

  1. Ikatan pertalian antara al hub ( cinta ) dan al jamal ( cantik ) dalam prespektif Ibnu Arabi.

Didalam bukunya  futuhat al makiyah salah satu karangan yang cukup monumental dalam ilmu Tasawwuf Ibnu Arabi banyak bercerita tentang sebab-sebab terjadinya interes ketuhanan  dalam hal ini ibnu arabi menjadikan al jamal itu sebagai salah satu penyebab terjadinya Al hub, ibnu arabi melihat bahwa hubungan dari keduanya tidak bisa dipisahkan karena menurutnya aestetika merupakan illat ( penyebab ) keberadaan Al hub. Ia menganalogikan dengan seseorang yang selalu merasa nikmat tatkala melihat sesuatu yang indah atau seseorang akan jatuh cinta dan rindu kepada yang cantik. Dari analogi ini ibnu arabi melihat bahwa ikatan antara al hub dan al jamal itu sangat kuat. Dari rentetan ini bisa kita katakana bahwa sang pencinta akan selalu melakukan koneksi terhadap sesuatu yang cantik ( al mahbub) dan menginterisasinya. Tatkala ilustrasi kecantikan itu telah melengket dalam pandangan sang pencinta maka ia tidak sampai disitu tetapi ia akan pindah dan menuju kedalam qalbu dan disinilah cinta itu bersemi.

Menurut Dr Ahmad Mahmud Al Jazar bahwa dalam masalah korelasi antera  al hub dan al jamal sebenarnya Ibnu Arabi terpengaruh oleh pilosof yunani Plato. Menurut Plato cinta adalah interesnya pencinta terhadap keindahan dan bukan sesuatu yang buruk dan juga menurutnya cinta itu hanya  di berikan kepada yang dicintai dan bukan pada yang menyintai. Dalam hal ini menjadi mutahayyiz (tidak fair), dan dari cinta itu  akan terpancar esensi cinta dalam diri al mahbub ( yang dicintai ) menurut Plato “ sesuatu yang di cintai di sebabkan bahwa ia cantik lembut dan sempurnah, dan begitu pula apabila anda merasakan berbagai kenikmatan. Akan tetapi tidak begitu sebaliknya dengan Pencinta karena elemen Dia berbeda ” ..bersambung..!!